Subak, as one of the World Cultural Heritage, has received several warnings from UNESCO. These warnings stem from the various problems in the subak area, such as land-use changes that disrupt the ecosystem and the subak itself, activities upstream that damage water sources, and changes in processing agricultural land. Subak included in the WCH are also food sources for the Balinese people, especially during this COVID-19 pandemic, relying on
...Aware of the importance of forests as a water catchment area, encouraged the community in Yehembang Kauh to carry out reforestation at some crucial points, such as river banks and Hutan Belajar areas. Local communities manage this planting area to cultivate various Jembrana endemic plants. IDEP Foundation has supported and accompanied local communities intensively since 2012.
Floods became a seasonal disaster experienced by the community in Sumberklampok Village. Over time, this disaster got bigger until the worst happened at the end of 2021, which caused several houses to be damaged. Those who live near the forest also experience a crisis of access to clean water. Even more days, the drought present made the water crisis increase.
Sweat was pouring down, and foreheads continued to wrinkle as we walked through the village of Sumberklampok. Even though the time was 08.00 AM, the heat and scorching sun had been stinging since it appeared on the eastern horizon. The bright sunlight also enveloped Singaraja-Gilimanuk street. But we can still find shade when we enter the natural gate that is so beautiful belonging to Nengah Sudiasa.
|
Yayasan IDEP merupakan LSM lokal yang berbasis di Bali - Indonesia, didirikan pada tahun 1999, yang mengembangkan dan menyampaikan pelatihan, program-program masyarakat, dan media terkait pengembangan berkelanjutan melalui Permakultur dan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat. Kegiatan kami mencakup 4 lingkup yang membentuk apa yang kami sebut dengan 'Lingkaran Ketahanan':
|
Berikan bantuan yang akan merubah hidup. 100% mendanai proyek amal.
Dalam bahasa Bali 'IDEP' adalah aspek dari kesadaran manusia yakni kemampuan untuk merencanakan dan berpikir dengan kritis.
Nama ini membantu kami menyampaikan keyakinan kami bahwa dalam era dimana meningkatnya tantangan situasi kehidupan, adalah kemampuan kita untuk memahami lingkungan kita dan menciptakan solusi yang sesuai untuk pengembangan berkelanjutan, yang akan memaksimalkan pengaruh positif kita di dunia ini dan memberikan kita peluang bertahan hidup yang lebih baik.
IDEP menyambut siapa saja yang berkenan membantu kami dalam kerja-kerja kami, baik di lapangan ataupun di kantor kami. Mulai dari turut serta dalam hari berkebun setiap hari jumat ataupun menjadi sukarelawan jangka panjang minimum 4 pekan. Tidak ada dukungan yang terlalu kecil.
Menjadi sukarelawan di Yayasan IDEP
|